Sejarah dan Tentang Stevia ?

TENTANG STEVIA

Stevia adalah salah satu jenis tanaman semak yang berasal dari famili Compositae. Tanaman ini dapat mencapai ketinggian sekitar 65 cm, batangnya bulat, berbulu, bercabang banyak dan berwarna hijau. Daun tanaman ini tumbuh tunggal berhadapan dengan bentuk daun bulat telur. Bagian daun Stevia banyak digunakan untuk bahan pembuatan gula atau pemanis alami. Bahan pemanis utama pada stevia ini adalah stevioside yaitu suatu glikosida diterpen yang sangat manis namun hampir tidak mengandung kalori. Tingkat kemanisan yang dimiliki stevia 200-300 kali lebih manis dibandingkan dengan gula tebu.

Spesifikasi Ilmiah
Kingdom          :   Plantae
Division             :   Spermatophyta
Sub division     :   Angiospermae
Class                 :   Dicotyledoneae
Ordo                  :   Asterales
Familia              :   Composite
Genus               :   Stevia
Spesies             :   Stevia Rebaudiana Bertonii M.

Karena tanaman stevia sangat potensial dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan pemanis atau gula alami pendamping gula tebu dan pengganti gula sintetis dan juga gula stevia memiliki kelebihan yaitu tidak bersifat karsinogen dan juga rendah kalori, kini banyak orang yang mencoba untuk membudidayakan tanaman stevia ini.

SEJARAH STEVIA?

Stevia merupakan tanaman semak-semak dari keluarga bunga matahari (Asteraceae), memiliki genus sekitar 240 spesies, dan merupakan tanaman asli Amerika Selatan. Dari 240 spesies tersebut, hanya Stevia rebaudiana yang digunakan sebagai pemanis, sehingga dikenal sebagai “the sweet herb of Paraguay” atau stevia. Suku Indian Guarani di Paraguay dan Brasil telah menggunakan daun stevia sebagai pemanis selama berabad-abad dan menyebut stevia sebagai “Ka’a He’e” atau pemanis herbal dalam bahasa mereka.

Pada tahun 1899, peneliti botani Swiss Moisés Santiago Bertoni untuk pertama kalinya berhasil memberikan gambaran rasa manis dari tanaman tersebut secara rinci. Pada tahun 1931, dua kimiawan Perancis berhasil mengisolasi glikosida, yaitu stevioside dan rebaudioside yang memberikan rasa manis pada stevia.

Pada awal 1970-an, Jepang mulai melakukan budidaya stevia sebagai pemanis buatan alternatif. Sejak tahun 1977, stevia mulai diproduksi sebagai pemanis komersial untuk produk makanan dan minuman ringan dan menguasai 40% pasar pemanis di Jepang, sehingga menjadikan Jepang konsumen terbesar stevia. Pada tahun 1980, produk dari S. rebaudiana mulai disetujui di Brasil. Pada tahun 1995, stevia untuk dijual sebagai suplemen makanan. Pada Desember 2008, FDA (Food and Drug Administration) memberikan stevia sertifikat GRAS (Generally Recognized as Safe).

Di Indonesia sendiri, penelitian untuk pengembangan dan pembudidayaan tanaman stevia dilakukan sejak tahun 1984 oleh BPP (sekarang Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia) dan menghasilkan antara lain bibit unggul klon BPP 72. Penggunaan stevia di Indonesia mendapatkan ijin dari BPOM pada tahun 2004 dan penggunaannya dalam bentuk sediaan table top secara tunggal atau campuran. Sekarang ini stevia telah dibudidayakan dan digunakan di banyak negara seperti Korea, Malaysia, Singapura, dan China, yang juga merupakan eksportir stevia terbesar di dunia.